Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam kenal Bapak/Ibu sesama guru dan teman-teman Calon Guru Penggerak. Perkenalkan Saya Meti Karlina salah satu Calon Guru Penggerak (CGP) di angkatan 11. Saya mengajar di SMK Bakti Nusantara 666 Cileunyi, Kabupaten Bandung. Dalam tulisan ini saya akan memaparkan koneksi antar materi – Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1.j.
Sebelum memaparkan koneksi antar materi – Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1.j,
terdapat beberapa pertanyaan pemantik dalam membuat kesimpulan dan
refleksi terhadap pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara:
1.
Apa yang
Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda
mempelajari modul 1.1?
2.
Apa yang
berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini?
3.
Apa yang
dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda
mencerminkan pemikiran KHD?
KERANGKA PEMBELAJARAN FILOSOFI
KHD
Ki Hajar
Dewantara secara terpisah, membedakan pengertian pendidikan dan pengajaran.
Menurut KHD, pendidikan merupakan usaha untuk meningkatkan budi pekerti,
kecerdasan, dan kemampuan jasmani murid yang selaras dengan lingkungan dan
zamannya. Sedangkan pengajaran adalah bagian dari proses pendidikan itu
sendiri, yaitu proses memberikan ilmu yang berguna untuk perkembangan
kecerdasan dan keterampilan anak.
a. a. Pendidikan yang
menuntun
Maksud pendidikan itu adalah menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada peserta didik agar mereka mencapai keselamatan
dan kebagahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia, maupun anggota
masyarakat (KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal.1, Paragraf 4)
Perwujudan 'Menuntun' disini dapat dilakukan dengan cara:
· Memberi Teladan Positif:
Sebagai guru, saya harus menjadi teladan yang baik dalam tindakan dan perilaku.
Misalnya, dengan mempraktikkan nilai-nilai seperti kerja keras, kejujuran,
kesopanan, dan empati dalam interaksi sehari-hari.
· Mengedukasi dan Membimbing: sebagai guru, saya harus membantu orang lain untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka. Saya bisa melakukannya dengan memberikan pelatihan, workshop
b. b. Kodrat Anak
Kodrat anak berkaitan dengan Kodrat Alam dan Kodrat Zaman.
Kodrat Alam berkaitan dengan bakat,
minat dan potensi alami yang dibawa setiap murid sejak lahir. Sedangkan kodrat
zaman berkaitan dengan keterampilan (soft skill) yang diberikan kepada peserta
didik agar mereka dapat hidup dan berkarya sesuai dengan perkembangan zaman.
Pemikiran dari Ki Hajar Dewantara yang berkaitan dengan pendidikan bagi peserta
didik yaitu pendidikan dan pengajaran yang harus berpegang pada kodrat alam dan
kodrat zaman peserta didik.
Menggabungkan kodrat alam dan kodrat zaman dalam
pendidikan membantu membentuk karakter siswa yang peduli terhadap lingkungan
dan juga mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Ini menciptakan individu
yang tidak hanya pintar secara akademis, tetapi juga bijaksana dan bertanggung
jawab.
c. Merdeka Belajar
Merdeka
: Menjadikan siswa yang lahir dan batin nya tidak bergantung kepada orang lain,
akan tetapi bersandar dengan kekuatan nya sendiri.
Apabila
dikaitkan dengan pengajaran kita kepada siswa, dalam kegiatan
pembelajaran itu harus berpusat pada siswa (student center). Pendidikan
yang kita berikan kepada siswa seharusnya sesuai dengan kebutuhan mereka.
d. Budi Pekerti
Budi pekerti disebut juga dengan watak atau karakter. Budi pekerti lahir dari perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Dengan kata lain, proses pendidikan menurut KHD menekankan pada 3 hal utama, yaitu melatih panca indra, kehalusan budi pekerti dan kecerdasan. Menurut KHD, pendidikan harus seimbang antara cipta (pikiran/kognitif), rasa (Perasaan/Emosi) dan karsa (Kemauan/Kehendak).
Untuk mencapai tujuan ini, Ki Hajar Dewantara mencetuskan konsep "trilogi pendidikan" yang terdiri dari:
- Ing Ngarsa Sung Tuladha: Guru hendaknya menjadi teladan bagi murid, menunjukkan perilaku dan nilai-nilai luhur yang ingin ditanamkan kepada murid.
- Ing Madya Mangun Karsa: Guru hendaknya berada di tengah-tengah murid, sebagai fasilitator dan pembimbing yang membantu murid dalam proses belajarnya.
- Tut Wuri Handayani: Guru hendaknya berada di belakang murid, memberi dorongan dan semangat kepada murid untuk belajar secara mandiri.
Sebelum saya mempelajari modul 1.1, saya menganggap
bahwa :
Dalam
melakukan pembelajaran dikelas saya masih jarang mendesain pembelajaran yang
berpusat kepada siswa atau melibatkan siswa secara langsung dalam
mengeksplorasi pengetahuan. Selama ini saya masih sering memberikan materi pelajaran
yang berfokus untuk menuntaskan target kompetensi dan mengejar pencapaian KKM
yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah dan masih jarang melakukan refleksi
terkait pembelajaran yang sudah dilakukan. Selain itu juga saya masih sering
berasumsi bahwa hasil akhir adalah hal yang paling penting tanpa menganalisa proses
belajar siswa sehingga masih beranggapan bahwa siswa yang memperoleh nilai
tinggi adalah anak yang berprestasi. Hal ini dapat membuat siswa tertekan
karena harus mendapat nilai yang tinggi dan dapat menurunkan semangat siswa
untuk belajar.
Pembelajaran Teacher Center |
Setelah saya mempelajari modul 1.1, saya mengganggap
bahwa :
Materi
tentang Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara telah membuka pemikiran saya mengenai
pembelajaran yang bermakna dan berpusat kepada siswa. Setiap anak memiliki
keistimewaan dan karakteristik yang berbeda-beda, sehingga pendidikan yang kita
berikan hendaknya sesuai dengan kebutuhan mereka untuk mengembangkan budi
pekerti yang baik. Siswa-siswi harus mendapatkan pembelajaran yang bermakna
agar mereka tidak hanya mendapatkan “pengetahuan” saja, namun mereka juga bisa “mengalami”
sendiri yang kemudian mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam proses
menuntun, siswa diberikan kebebasan namun guru sebagai pamong yang memberikan
tuntunan kepada siswa agar mereka tidak kehilangan arah yang dapat membahayakan
dirinya. Seorang pamong dapat memberikan tuntunan agar siswa dapat menemukan
kemerdekaan nya dalam melakukan pembelajaran.
Pembelajaran Student Center "Live Streaming Selling" |
Agar kelas yang saya bimbing mencerminkan pemikiran
Ki Hajar Dewantara, saya akan berusaha untuk :
Melakukan
identifikasi karakteristik peserta didik dengan menganalisis karakteristik siswa.
Mengetahui hambatan dan kesulitan siswa selama proses pembelajaran serta
merubah model dan metode pembelajaran menjadi berpusat kepada peserta didik
sehingga proses pembelajaran berlangsung lebih menyenangkan. Selain itu Saya
berusaha merubah suasana kelas menjadi menyenangkan, memanfaatkan segala sumber
daya yang ada di sekolah baik di dalam maupun di luar ruangan. Hal ini sejalan
dengan kodrat anak yang senang bermain. Juga sebagai kodrat zaman, dalam
pembelajaran saya harus mengintegrasikan penggunaan teknologi untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan memberikan siswa akses yang lebih luas
kepada informasi. Saya juga harus memilih teknologi yang sesuai dengan tujuan
belajar dan kebutuhan murid. Memastikan siswa menggunakan teknologi dengan
bijak dan bertanggung. Dan penggunaan teknologi untuk mendorong kolaborasi dan
komunikasi antar murid.
Melakukan pembelajaran diluar sekolah "Praktik Penjualan" |
Kesimpulan yang dapat saya terapkan selama mempelajari modul 1.1 bahwa filosofi KHD sangat relevan dengan pembelajaran di masa kini. dan dapat memberikan motivasi kepada kita untuk memberikan pendidikan indonesia yang lebih berkualitas yang mencerminkan nilai-nilai luhur budaya.
Pemikiran
Ki Hajar Dewantara: Penjelasan, Refleksi dan Rencana Tindak Lanjut - Beranda
Inspirasi
0 Komentar